Sistem temu kembali informasi
memiliki peran khusus dalam kegiatan perpustakaan. Lanaster dalam Muddamale
(1998) mendefinisikan bahwa sistem temu kembali sebagai suatu proses pencarian
dokumen dengan menggunakan istilah-istilah pencarian untuk mendefinisikan dokumen
dengan subjek yang diinginkan. Pengukuran efektivitas suatu sistem temu kembali
dapat dilakukan dengan perhitungan terhadap nilai perolehan (recall), nilai
ketepatan (precision), dan jatuhan semu (fallout). (tague-sutcliffe,1992;conlon
dan conlon, 1996). Namun perhitungan ketepatanlah yang paling umum digunakan
(SU,1992;Tague-sutcliffe,1992).
Sistem temu kembali informasi mempunyai tiga komponen utama,
yaitu:
a.
Kumpulan
dokumen
b.
Kebutuhan
informasi pengguna
c.
Proses
pencocokan antara keduanya (Di nubila et al...,1994;chowdury,1999)
Didalam jurnal perpustakaan pertanian
yang berjudul Efektifitas Temu Kembali Informasi Dengan Menggunakan Bahasa
Alami Pada CD-ROM AGRIS dan CAB ABSTRACTS oleh Ratu Siti Zaenab, melakukan
penelitian tentang sistem temu balik informasi terhadap pangkalan data
publikasi ilmiah dalam bidang pertanian. Pangkalan data tersebut adalah
International Information System For the Agricultural Sciences and
Technology(AGRIS) dan Center for Agricultural and Bioscience International
(CABI) Abstracts.
AGRIS merupakan suatu pangkalan data
bidang pertanian yang mulai beroperasi pada tahun 1975 dibawah naungan Food and
Agriculture Organization(FAO) of the United Nation. Misi utama AGRIS adalah
memberikan informasi pertanian kepada negara-negara miskin dan berkembang.
Sedangkan, CAB Abstracts pangkalan
data bidang pertanian yang mulai dipublikasikan pada tahun 1972. CAB Abstracts
merupakan pangkalan data yang lengkap, dimana 85% dari informasi yang ada
dilengkapi dengan Abstrak(Thomas,1990).
Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan sebagai berikut:
a.
Mengetahui
efektifitas temu kembali informasi bidang ilmu perairan pada CD-ROM AGRIS dan
CAB Abstracts dengan menggunakan bahsa alami.
b.
Mengetahui
adakah perbedaan efektifitas sistem temu kembali informasi antara keduanya.
Menurut Rowley bahasa pengindeksan
alami adalah bahasa pengindeksan yang didasarkan pada bahasa yang digunakan
dalam dokumen, seperti istilah yang terdapat pada judul, abstrak, dan isi teks
lainnya.
Untuk memperoleh bahasa alami dari
pertanyaan pengguna yang diberikan, setiap mahasiswa sebagai pengguna/pencari
informasi, diminta memberikan istilah-istilah pencrian informasi (dalam bahasa
inggris) yang dapat digunakan. Istilah pencarian yang diberikan dibatasi hingga
empat istilah. Untuk menggambarkan konsep pertanyaan yang diinginkan, maka
istilah tersebut dipadukan dengan operator Boolean AND dan OR. Selanjutnya,
pencarian informasi dilakukan pada CD-ROM AGRIS dan CAB Abstracts (1995-1998).
Dari penelitian yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa sistem temu kembali informasi bidng ilmu perairan
dengan menggunakan bahasa alami pada AGRIS dinilai lebih efektif, dibanding CAB
Abstracts, walaupun sebagian besar dokumenyang diperoleh dari AGRIS dinilai
kurang relevan. Untuk penelusuran yang bersifat umum, khususnya untuk bidang
ilmu perairan, pengguna disarankan untuk menggunakan CD-ROM AGRIS. Untuk
mendapatkan hasil penelusuran yang baik pada CD-ROM CAB Abstracts, pustakawan
atau pencari informasi dapat menggunakan bahasa terkendali dan bahasa alami
disertai strategi penelusuran yang tepat.
Bibliografi : Ratu Siti Zaenab. (2002). Efektifitas Temu Kembali Informasi Dengan Menggunakan Bahasa Alami Pada CD-ROM AGRIS dan CAB ABSTRACTS.
Jurnal Perpustakaan Pertanian, II (2).
Jurnal Perpustakaan Pertanian, II (2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar